CONTOH KHUTBAH NIKAH (2)
Oleh : Hasysa
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمَبْعُوْثِ بِاْلإِنْذَارِ وَاْلبُشْرَى. وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلاَةً لاَ يَسْتَطِيْعُ لَهَا الْحِسَابُ عُداً وَلاَ حَصْراً. وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْراً. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أما بعد:
Hadirin rahimakumullah !
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, mohon pertolongan kepada-Nya, mohon ampun kepada-Nya, dan mohon perlindungan kepada Allah dari keburukan diri kita, dan dari keburukan amal kita. Siapa yang Allah memberinya petunjuk baginya tidak tersesat dan siapa yang tersesat baginya tidak mendapat petunjuk. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada skutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah hambadan rasul-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad yang diutus untuk memberikan peringatan dan kabar gembira. Juga semoga terlimpahkan kepada keluarganya dan para sahabatnya dengan shalawat yang tidak sanggup diperhitungkan dan tidak pula terbatas. Serta salam dengan salam yang banyak berkahnya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran, 3 : 102).
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’, 4 : 1)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab, 33 : 70-71)
Hadirin rahimakumullah !
Dalam khutbah nikah ini akan khatib sampaikan hikmah perkawinan semoga bermanfaat tidak hanya bagi mempelai berdua, namun juga untuk para calon mempelai, mempelai baru dan mempelai lama yang ikut hadir dalam acara ini.
Pertama : Perkawinan Bagian Dari Tanda Kekuasan Allah
Subhanallah ! Jika kita memikirkan perkawinan atau perjodohan menurut bahasa kita, pernikahan menurut bahasa campuran, atau merriage menurut orang sana, sungguh betapa besar kekuasaan Allah SWT. Sampai-sampai anak-anak muda mengatakan “cinta itu buta”. Baik, kita maknai saja ini dari sisi positifnya saja. Siapa yang mengira, bahkan menurut logika rasanya sulit asam yang tumbuh dan berkembang di gunung yang tempatnya tinggi seperti itu nun jauh di sana dan dingin dengan garam dari air laut nun jauh di sana yang justru daerah panas dan memang sengaja dipanaskan berminggu-minggu di tambak para petani garam bisa bertemu dalam periuk.
Subhanallah ! Siapa yang mengira ? Kadang-kadang asam bermerek dari supermarket bertemu dengan garam bermerek dari supermarket pula. Kadang-kadang asamnya bermerek bertemu dengan garam dari dapur orang miskin yang ditempatkan di tempurung kelapa atau kaleng bekas. Ada juga yang sebaliknya, bahkan ada juga asamnya dibeli dari toko kecil tanpa kemasan dan label bahkan sudah menyedihkan sekali bentuknya bertemu dengan garam yang juga sudah sisa dari kaleng bekas di dapur orang miskin. Subhanallah ! Siapa yang mengira ?
Agama kita mengajarkan bahwa prinsip dalam perkawinan bukan ditentukan oleh suku bangsa, warna kulit, derajat pangkat, dan harta kekayaan. Dalam hal ini yang perlu kita perhatikan adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw :
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ (صحيح البخاري – ج ١٦ / ص ٣٣)
“Seorang wanita itu dinikahi karena empat faktor, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Utamakanlah yang baik agamanya agar tidak celaka”. (HR. Bukhari)
إِذَا جَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَنْكِحُوهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ (سنن الترمذي – ج ٤ / ص ٢٦١)
“Apabila datang peminang kepadamu orang yang engkau ridai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah –diucapkan Nabi SAW tiga kali-” (HR. Tirmizi)
Jelas dalam Islam, jika seorang pemuda memperoleh jodoh isteri yang kaya, berdarah biru, cantik, taat beragama, alhamdulillah ! Jika yang demikian sulit, yang penting taat agamanya. Dalam hal agama dan akhlak ini sampai diucapkan Nabi saw tiga kali. Sungguh benar pesan Nabi saw ini. Masalah duit, tidak ada duit orang bisa terjepit, namun karena duit juga orang bisa sakit, jeruji menghimpit. Wajah cantik memang asyik, namun bisa juga kehidupan rumah tangga terusik, banyak tetangga bisik-bisik. Wajah ganteng, tampan, memang jadi impian, namun salah-salah bisa jadi buaya daratan, dan tiada guna kemudian ada penyesalan. Namun jika kekayaan dan keindahan akhlak, agama, di dunia bahagia dan di akhirat selamat dari neraka. Allahumma amin …!
Hadirin rahimakumullah !
Secara logika kita sulit mencari jawabnya mengapa ? Sepintas di mata kita seorang pria ganteng dan kaya bertemu jodohnya dengan, maaf, dengan wanita, sekali lagi maaf, wanita yang cacat, atau juga sebaliknya. Seorang jejaka bertemu jodohnya dengan seorang janda dan seorang gadis bertemu jodohnya dengan duda. Bahkan ada isterinya bertitel di depan dan belakang nama, tetapi suaminya hanya lulusan SMA. Mengapa ini bisa terjadi ? Jawabnya, itulah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (الروم: 21)
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS. Ar-Ruum : 21)
Kedua : Perkawinan Salah Satu Jalan Untuk Kecukupan Rezki
Hadirin rahimakumullah !
Sebagai orang beriman, sungguh salah jika ada pemuda yang takut berumah tangga karena alasan angka-angka matematik. Penghasilan atau gajih baru sekian rupiah, bahkan itupun ada yang penghasilan tidak tetap. Dari mana untuk memberi makan anak isteri ? Dalam hal ini sebagai orang beriman wajib yakin bahwa Allah SWT mengatur rezki itu. Namun kita tetap wajib berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mencari rezki itu disertai doa dan tawakkal. Jika ada yang mau meneliti, coba bandingkan misalnya, seorang pemuda lajang dengan penghasilan tetap sebesar batas minimum upah kerja, berapa setiap bulannya biaya hidup yang dikeluarkan, dengan seorang satu isteri dan dua anak misalnya, dengan penghasilan yang sama sebesar batas minimum upah kerja, berapa setiap bulannya biaya hidup yang dikeluarkan. Kesimpulannya jelas, besar biaya hidup sebulannya bisa sama bahkan lebih besar yang lajang karena cenderung boros. Dalam hal ini Allah SWT justru akan memberikan jalan rezki itu setelah berumah tangga. Allah SWT berfirman :
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (النور: 32)
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui.”(QS. An-Nur : 32)
Hadirin rahimakumullah !
Ketiga : Perkawinan Merupakan Ibadah dan Setengah Iman
Maaf, dari yang hadir ikut menyaksikan jalannya akad nikah ini, ada yang masih lajang, single ? Sudah haji, umrah ? Baik, meskipun sudah haji atau umrah, shalat dan puasa itu sudah jelas, zakat, infak, dan sadaqoh, dan lain-lain amal kebajikan, namun jika belum berumah tangga itu nilai imannya baru “C” atau 50 persen dan paling tinggi 60 persen.
Perkawinan yang membentuk rumah tangga dalam Islam merupakan ibadah, sunnah Nabi saw. Bahkan yang sengaja tidak mau kawin apalagi membencinya berarti membenci sunnah Nabi dan tidak diakui sebagai umat Islam. Orang yang melaksanakan pernikahan dinilai sebagai telah menyempurnakan separuh dari iman. Ini berarti bagaimanapun telah sempurnanya iman seseorang namun belum menikah berarti ia baru melaksanakan separuh dari keimanan, sedang yang separuhnya lagi setelah ia melaksanakan pernikahan.
عن أنس بن مالك قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من تزوج فقد استكمل نصف الإيمان ، فليتق الله في النصف الباقي (المعجم الأوسط للطبراني – ج 19 / ص 121)
“Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Barangsiapa yang menikah berarti telah menyempurnakan separuh iman, lalu dia tinggal menyempurnakan separuh sisanya”. (HR. Thabarani).
Dalam hadits lain dinyatakan sebagai separuh adari agama :
عن أنس بن مالك قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إذا تزوج العبد فقد كمل نصف الدين ، فليتق الله في النصف الباقي (شعب الإيمان للبيهقي – ج 11 / ص 465)
“Dari Anas bin Malik ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang hamba melaksanakan pernikahan berarti sungguh ia telah menyempurnakan separuh dari agama, lalu ia tinggal menyempurnakan yang separuhnya lagi”. (HR. Baihaqi)
Hadirin rahimakumullah !
Keempat : Perkawinan Ciri Khas Makhluk Hidup
Perkawinan atau berpasangan secara filosofis merupakan ciri khas dari makhluk hidup. Mengapa ada perkawinan ? Karena kita, manusia ini termasuk makhluk hidup. Supaya kehidupan berlangsung tentu harus ada perkawinan. Allah SWT telah menegaskan bahwa makhluk-makhluk ciptaan-Nya ini diciptakan dalam bentuk berpasangan satu sama lain. Ayat-ayat berikut menjelaskan tentang hal ini :
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (الذاريات: 49)
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.(QS. Adz-Dzariyat : 49)
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (يس: 36)
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”. (QS. Yaasin : 36)
وَالَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالْأَنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ (الزخرف: 12)
“Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi”. (QS. Az-Zukhruf, 43 : 12)
وَأَنَّهُ خَلَقَ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (النجم: 45)
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita”. (QS. An-Najm 53 : 45)
Kesimpulan :
Perkawinan mengandung banyak hikmah bagi kehidupan manusia, antara lain : sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasan Allah, salah satu jalan dibukanya pintu rezki, merupakan ibadah dan kesempurnaan iman, dan ciri khas makhluk hidup.
Semoga mempelai berdua dapat selamat memasuki bahtera kehidupan, ibarat bahtera yang sedang berangkat menuju lautan luas yang tentu tidak akan lepas dari terjangan ombak dan badai, dan selamat pula mencapai pulau tujuan, pulau harapan dan cita. Allahumma amin …!
بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذِّكْرِ الحكيمِ وبِسُنَّةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.
بَارَكَ اللَّهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي الْخَيْرِ. اللَّهثمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَهُمَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهُمَا عَلَيْهِمَا، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِمَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهُمَا عَلَيْهِمَا. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ . وَسَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ . وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ .
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.