SURATU ADH-DHIYAFAH, AYAT-AYAT TAMU,
APA MAKSUDNYA ?
Oleh : Hasysa
Salah satu yang muncul dalam search engine (mesin pencari) dalam hasysa.wordpress.com adalah “suratu adh-dhiyafah”. Pengelola web ini berterima kasih atas respon pengunjung yang sudi meluangkan waktunya untuk “bersilaturrahim” dan akan lebih berterima kasih lagi karena akan lebih komunikatif jika pengunjung berkenan meninggalkan pesan lengkap dengan identitasnya dalam kotak yang tersedia. Tetapi hal ini tidaklah menjadi masalah penting bagi pengelola web ini krena tetap konsisten dengan semboyannya bisa punya rasa, tidak hanya bisa merasa punya. Artinya, semoga bisa merasakan apa yang dirasakan pengunjung, lalu meresponnya dengan sesuatu yang bermanfaat bagi pengunjung dengan tetap berpijak pada visi dan misi yang telah digariskan.
Pengertian Suratu adh-Dhiyafah (Ayat-ayat Tamu)
Secara etimologis Suratu adh-Dhiyafah terdiri dari dua kata : suratun dan dhiyafatun, artinya : surah dan tamu. Kata surah dalam bahasa Indonesia berarti : bagian atau bab dalam Al-Qur’an (kitab suci Al-Qur’an mempunyai 114 surah)[i], sedang kata tamu berati : orang yg datang berkunjung (melawat dsb) ke tempat orang lain atau ke perjamuan; (2) orang yg datang untuk menginap (di hotel), untuk membeli-beli (di toko); jamu[ii]. Kata yang sering disebut bergandengan dengan surah adalah ayat, misalnya : surah … ayat …. Ayat berarti : (1) alamat atau tanda; (2) beberapa kalimat yg merupakan kesatuan maksud sebagai bagian surah dalam kitab suci Al-Qur’an; (3) beberapa kalimat yg merupakan kesatuan maksud sbg bagian pasal dalam undang-undang; kenyataan yang benar; bukti[iii]
Dalam referensi kitab bahasa Arab dapat ditemukan arti surah secara etimologis adalah : surah suatu bangunan, yaitu bagian dari bangunan itu, karena sebagaimana suatu bangunan tersusun dari bagian-bagian. Demikian juga al-Qur’an, Allah menurunkannya kepada Rasulullah Saw secara bertahap selama duapuluh tiga tahun hingga selesai dengan sempurna bangunan al-Qur’an itu. Sedangkan menurut istilah surah berarti : bagian terkecil dari al-Qur’an yang memiliki pendahuluan dan penutup, paling sedikit tiga ayat, atau suatu bagian dari al-Qur’an yang memiliki nama tertentu menurut petunjuk dari Nabi Saw[iv].
Dengan memperhatikan susunan kata istilah “suratu adh-dhiyafah” di atas, tentu yang dimaksudkan adalah yang berkaitan dengan ayat-ayat al-Qur’an, yaitu suatu surah sebagai bagian terkecil dalam al-Qur’an yang terdiri dari beberapa ayat. Sepanjang pengetahuan pengelola hasysa.wordpress.com belum pernah ditemukan nama surah yang bernama “surah adh-diyafah” terutama referensi bidang tafsir ataupun ulumu al-Qur’an. Tetapi jika yang dimaksudkan adalah ayat-ayat al-Qur’an, jelas ada ayat-ayat yang isinya tentang adh-diyafah (tamu). Maka dalam hal ini lebih cenderung menyebutnya “Ayat-ayat Tamu”, artinya ayat-ayat al-Qur’an yang isinya berkaitan dengan tamu, yaitu orang yang berkunjung atau melawat ke tempat orang lain untuk suatu keperluan.
Ayat-ayat al-Qur’an tentang Tamu
Kata dhaif (tamu) terdapat dalam al-Qur’an dua kali, yaitu dalam QS. Al-Hijr, 15 : 51 dan adz-Dzariyat, 51 : 24 , sebagai berikut :
وَنَبِّئْهُمْ عَنْ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ (الحجر: 51)
“Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim.”
(QS. Al-Hijr, 15 : 51)
dan :
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (الذاريات:24)
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?” (adz-Dzariyat, 51 : 24)
Tamu Nabi Ibrahim dalam dua ayat di atas menurut ahli tafsir adalah malaikat. Ayat yang terkait dengan tamu Nabi Ibrahim ini terdapaat dalam QS. Hud, 11 : 69-76.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat yang berkaitan dengan tamu Nabi Ibrahim itu dalam QS. adz-Dzariyat, 51 : 24 – 30, yang pada pokoknya menjelaskan masalah tamu Nabi Ibrahim dan ajaran Islam tentang bertamu dan menghormati tamu[v]. Lebih khusus tentang bertamu dan menghormati tamu perlu pembahasan tersendiri.
Kesimpulan
- Dalam Tafsir ataupun Ulumu al-Qur’an tidak ditemukan suatu surah yang terkenal dengan nama Surah adh-Dhiyafah (Surah Tamu).
- Kata “dhaif” (tamu) ditemukan dua kali dalam QS. Al-Hijr, 15 : 51 dan adz-Dzariyat, 51 : 24 dan inilah ayat-ayat tentang tamu.
- Al-Qur’an dan as-Sunnah mengajarkan cara bertamu dan menghormati tamu.