“MENJAUHI DOSA-DOSA BESAR”
Oleh : Hasysa
PERTAMA :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي حَمَى مِنْ أَجْلِ رَأْفَتِهِ بِعِبَادِهِ وَغَيْرَتِهِ الْمُنَزَّهَةِ عَمَّا لَا يَلِيقُ بِجَلَالِ قُدْرَتِهِ وَكَمَالِ عِزَّتِهِ حَمَى حَوْمَةَ الْكَبَائِرِ، وَالْفَوَاحِشِ وَالْمَنَاهِي وَالْمَفَاسِدِ وَالشَّهَوَاتِ وَالْمَلَاهِي وَالْأَهْوِيَةِ وَالْقَبَائِحِ وَالْمَعَاصِي بِقَوَاطِعِ النُّصُوصِ الزَّوَاجِرِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ شَهَادَةً أَفُوزُ بِهَا بِالْحِفْظِ مِنْ مَعَاصِيهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، الَّذِي أَمَرَنَا اللَّهُ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيهِ ، وَالتَّأَدُّبِ بِآدَابِهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، الَّذِينَ صَانَهُمْ اللَّهُ عَنْ أَنْ يُدَنِّسُوا صَفَاءَ صِدْقِهِمْ بِدَنَسِ الْمُخَالَفَاتِ ، وَأَنْ يُؤْثِرُوا عَلَى رِضَا اللَّهِ وَرَسُولِهِ شَيْئًا مِنْ قَوَاطِعِ الشَّهَوَاتِ ، وَأَنْ لَا يَتَطَلَّعُوا إلَّا إلَى امْتِثَالِ الْأَوَامِرِ وَاجْتِنَابِ النَّوَاهِي فِي سَائِرِ الْحَالَاتِ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ بِدَوَامِهِ الْأَقْدَسِ عَطِرَيْنِ بِعُبُوقِ شَذَاهُ الْأَطْيَبِ الْأَنْفَسِ ، وَكَذَا عَلَى تَابِعِيهِمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّينِ الَّذِي كَمَا يَدِينُ كُلُّ أَحَدٍ بِهِ يُدَانُ ، وَيُقَالُ لِلْعَاصِي هَلْ جَزَاءُ الْعِصْيَانِ إلَّا الْخِزْيُ وَالْهَوَانُ ، وَلِلْمُحْسِنِ هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إلَّا الْإِحْسَانُ ؟
أَمَّا بَعْدُ :
فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلَّ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا)لقمان: 33.(
Jamaah Jum’ah, rahimakumullah !
Pertama-tama, marilah kita sama-sama selalu mensyukuri segala nikmat Allah SWT, bagaimanapun kondisi kita saat ini dan di manapun kita berada. Sebab jika kita mau menghitung-hitung nikmat Allah itu kita tidak akan sanggup menghitungnya, antara lain nikmat kesehatan dan kesempatan. Dengan nikmat kesehatan kita telah memiliki satu modal untuk dapat melaksanakan berbagai aktivitas hidup ini dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali setiap harinya. Dengan kesempatan berbagai aktivitas hidup yang kita rencanakan sebelumnya akan dapat terealisasikan.
Kita memperoleh nikmat iman, Islam, dan ihsan, karena Allah SWT telah memberikan kesehatan dan kesempatan. Abu Jahal atau Abu Lahab merupakan orang dekat Nab saw karena memang masih keluarganya dan dia sehat terbukti berbagai aktivitasnya selalu menghalangi dan memusuhi Nab saw, namun hingga meninggal tetap kafir karena tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk menerima hidayah dari Allah SWT.
Kedua, marilah kita sama-sama menggunakan kedua nikmat tersebut untuk mengoreksi diri sendiri (muhasabah bi nafsih) sampai sejauh mana status ketakwaan kita hingga detik ini. Lalu berusaha menurut kemampuan kita masing-masing untuk meningkatkannya di hari-hari mendatang. Meskipun hal ini tidaklah ringan mengingat dalam kehidupan ini selalu ada setan-setan yang memperdayakan kita. Semakin bertambah meningkat ketakwaan kita akan seiring pula dengan semakin meningkat setan yang memperdayakan kita. Ibarat status kepangkatan dalam kemiliteran, maka jika pangkat kolonel, maka setannyapun berpangkat kolonel, jika pangkatnya jendral, maka pangkat setanpun juga jendral. Atau ibarat pepohonan, semakin besar dan rindang sebuah pohon, maka badaipun akan semakin besar dan kencang menghantamnya.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَا يَجْزِي وَالِدٌ عَنْ وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (لقمان: 33)
“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.” (QS. Luqman, 31 : 33)
Jamaah Jum’ah, rahimakumullah !
Manusia, siapa kita ini yang merasa suci, ma’shum, tidak pernah salah dan dosa selama hidup ini ? Sudah tentu tidak ada, karena manusia adalah manusia. Manusia bukan malaikat, namun manusia juga jangan sampai menjadi iblis, setan yang selamanya membangkang pada perintah-perintah Allah SWT. Kita tentu banyak salah dan dosa, baik dosa besar maupun kecil. Baik yang menyangkut hubungan dengan Allah SWT (hablun minallah) maupun hubungan sesama manusia (hablun minannas).
Sebenarnya mengenai kesalahan dan dosa ini, kita tidak perlu memilah-milah dan memilih-milih yang besar atau yang kecil. Kesalahan, ya kesalahan. Dosa, ya dosa. Semuanya wajib kita jauhi.
Memang dalam teologi dosa, para ulama telah mendiskusikannya panjang lebar dan mengklasifikasikannya ke dalam dosa besar dan dosa kecil. Sementara itu ada juga yang berpendapat tidak ada dosa kecil, semua dosa adalah besar. Mernurut Imam al-Ghazali kedua pendapat itu hakikatnya tidak ada perbedaan. Meskipun dikatakan sebagai dosa kecil, adalah kecil di aantara yang besar-besar.
Kemudian, seperti yang dikupas oleh Imam Ibnu Hajar al-Haisami dalam kitabnya Az-Zawajir ‘an Iqtirafi al-Kaba’ir, dosa besar itu diklasifikasikannya ke dalam dua katagori. Pertama, dosa besar batiniah dan cabang-bangnya yang tidak dibahas dalam kitab-kitab fiqih. Kedua, dosa besar lahiriah.
Jamaah Jum’ah, rahimakumullah !
Manusia, kita ini, dapat dengan mudah mengidentifikasi dosa besar lahiriah karena bersifat inderawi, seperti dapat dilihat dengan mata, didengar dengan telinga, dirasa dengan lidah, dibau dengan hidung, dan diraba dengan telapak tangan.
Contoh-contoh dosa besar ini, seperti membunuh, berzina, minum-minuman keras, dan tindak kriminal lainnya yang sudah maklum bagi kita. Tetapi untuk dosa besar batiniah, inilah yang sulit diidentifikasi secara material. Karena manusia yang melakukannya gampang “bersilat lidah” tidak mengakui dosa yang dilakukannya. Lebih-lebih di zaman akhir-akhir sekarang ini. Banyak manusia yang merasa paling suci, paling benar, paling pahlawan, paling pintar, dan paling-paling lainnya. Akhirnya, seperti inilah gambaran kehidupan yang kita saksikan bersama.
Dosa besar batiniah banyak sekali, antara lain : iri dengki (hasad hasud), senang orang lain susah dan susah orang lain senang. Lalu su’uzhzhan (buruk sangka), yang paling baik dan benar adalah dirinya sendiri, konconya sendiri, atau golongannya sendiri, sedang orang lain semua tidak baik dan tidak benar. Juga bebas melampiaskan hawa nafsu, mudah ditunggangi setan, mudah merusak peraturan perundang-undangan, bunuh-membunuh, bakar-bakaran, jarah-menjarah, peras-memeras, dan lain-lain sebagai akibat dari dosa besar batiniah tadi.
Oleh sebab itu, marilah kita sama-sama segera sadar, insyaf, bertaubat kepada Allah SWT, sekarang juga, mulai dari kita masing-masing, lalu keluarga kita, masyarakat, bangsa dan negara. Mumpung pitu taubat masih terbuka lebar. Jika sudah tertutup sesal kemudian tak berguna. Dalam hal ini Allah berfirman :
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا (النساء: 31)
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisa’, 4 : 31)
جَعَلَنَا اللَّهُ مِنْ أَهْلِهِ وَأَدَامَ عَلَيْنَا هَوَاطِلَ جُودِهِ وَفَضْلِهِ، وَخَتَمَ لَنَا بِالْحُسْنَى وَبَلَّغَنَا مِنْ فَضْلِهِ الْمَقَامَ الْأَرْفَعَ الْأَسْنَى إنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَبِالْإِجَابَةِ جَدِيرٌ آمِينَ. أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم،فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
KEDUA :
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَحْمَدُهُ بِحَمْدِهِ وَتَأْيِيدِهِ وَإِمْدَادِهِ وَمَعُونَتِهِ وَتَوْفِيقِهِ عَلَى هَذِهِ الْكَبِيرَةِ الْعَظِيمَةِ وَمَا يَتَعَلَّقُ بِهَا مِمَّا يَحْتَاجُ الْخَلْقُ إلَيْهِ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله الطيبين الطاهرين وعلى أصحابه أجمعين، والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين.
عباد الله! قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Jamaah Jum’ah, rahimakumullah !
Marilah, dalam khutbah kedua ini, kita sama-sama koreksi diri sendiri (muhasabah bi nafsih), betapa banyak kesalahan dan dosa terutama dosa besar, baik yang berhubungan dengan Allah SWT (hablun minallah) maupun yang berhubungan dengan sesama manusia (hablun minannas). Mumpung pintu taubat masih terbuka lebar. Kita sama-sama bertaubat yang sesungguhnya (taubatan nasuha) dengan bukti menjauhi dosa-dosa besar.
Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah SWT :
إن الله أمركم بأمر بدأ فيه بنفسه وثنى فيه بملائكته. إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، وعن سائر الصحابة الأكرمين، وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، وارض اللهم عن الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر وعثمان وعلي.
اللهم تقبل منا صالح أعمالنا، اللهم إنا نسألك موجبات رحمتك، وعزائم مغفرتك، والسلامة من كل إثم، والغنيمة من كل بر، اللهم إنا نسألك الفوز بالجنة والنجاة من النار، اللهم لا تدع لنا ذنبا إلا غفرته، ولا هما إلا فرجته، ولا دينا إلا قضيته، ولا حاجة إلا قضيتها ويسرتها يا رب العالمين، ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات، اللهم اشمل بعفوك وغفرانك ورحمتك آباءنا وأمهاتنا وجميع أرحامنا ومن كان له فضل علينا.
اذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم. وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.